C. Bungkus Mie Dari Kertas Origami, Daun Kering, Dan Kulit Buah Salak Hanya Bungkus Mie Instan Yang Tidak Bisa Di Buat Menjadi Kolase. Contoh Dari Kolase Menggunakan Kertas Origami = Kupu - Kupu Dan Buah - Buahan. Contoh Dari Kolase Menggunakan Daun Kering = Kura - Kura Dan Dari Kolase Menggunakan Kulit Buah Salak = Landak. ⃢~ Opung~⃠⃫⃟⃤᳗᳐ JawabanC. bungkus mi instanPenjelasanKolase adalah suatu teknik dengan cara menempelkan Kertas origamiDaun keringKainDllPada suatu bentuk yang telah ditentukan.
Hallo sahabat setia pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai kolase mulai dari pengertian kolase, pengertian kolase menurut para ahli, Sejarah, unsur-unsur dan cara membuatnya. Secara singkatnya karya seni kolase yang satu ini dapat menyulap barang-barang yang tidak terpakai disekitar kalian menjadi suatu karya yang sangat indah. Bagi kalian yang penasaran, simak pembahasan lengkapnya dibawah ini dengan baik. Pengertian kolase Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang mengggunakan komposisi artistik, yang terbuat dari berbagai bahan seperti kertas, kaca, logam, kayu dan lain-lain, kemudian ditempelkan pada permukaan gambar. Secara umum kolase bisa diartikan sebagai karya seni yang saling rekat-merekat pada bahan tersebut Seni kolase berbeda dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya yang yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai. Misalnya dalam hal seni lukis, yang awalnya kanvas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni. Sedangkan kolase bentuk asli dan material yang digunakan harus tetap terlihat. Jadi kesimpulannya, Jika menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya meskipun sudah dirakit menjadi satu kesatuan. Pengertian kolase Kolase adalah karya seni rupa dua dimensi yang mengggunakan komposisi artistik, yang terbuat dari berbagai bahan seperti kertas, kaca, logam, kayu dan lain-lain, kemudian ditempelkan pada permukaan gambar. Secara umum kolase bisa diartikan sebagai karya seni yang saling rekat-merekat pada bahan tersebut Seni kolase berbeda dengan seni lukis, pahat atau cetak dimana karya yang yang dihasilkan tidak lagi memperlihatkan bentuk asal material yang dipakai. Misalnya dalam hal seni lukis, yang awalnya kanvas putih menjadi lukisan yang berwarna-warni. Sedangkan kolase bentuk asli dan material yang digunakan harus tetap terlihat. Jadi kesimpulannya, Jika menggunakan kerang-kerangan atau potongan-potongan foto, material tersebut harus masih dapat dikenali bentuk aslinya meskipun sudah dirakit menjadi satu kesatuan. Pengertian Kolase Menurut Para Ahli Adapun beberapa pendapat pengertian dari para ahli yang mengungkapkan pendapatnya mengenai seni kolase. Nah, berikut inilah siapa saja para ahli yang disebut Berikut ini diantaranya adalah Susanto 200363 Menurut Susanto pengertian Kolase adalah berasal dari dalam bahasa inggris “collage” berasal dari kata “coller” yang artinya merekat nah setelah itu kolase dipahami oleh orang sebagai suatu teknik menempel berbagai macam materi, selain true cat, seperti kertas, kain kaca, logam dan lainnya. Sebagian dikombinasikan dengan cat minyak atau teknik yang lainnya, dan dapat rekat dengan berbagai jenis permukaan, seperti kayu, plastik, kertas, kaca dan sebagainya untuk dimanfaatkan atau difungsikan sebagai benda funsional atau karya seni. Kasim 1981x Menurut kasim pengertian Kolase adalah menggambar dengan teknik menempel. Muharam 199284 Menurut muharam Pengertian kolase adalah teknik melukis yang menggunakan warna-warna dari kepingan batu, kaca, marmer, keramik, kayu, yang ditempelkan. Budiono 2005fifteen Menurut budiono Pengertian kolase adalah seni melukis menggunkan komposisi artistik yang dibuat dari berbagai bahan alam atau buatan yang ditempelkan pada permukaan gambar. Sunaryo 200289 Menurut sunaryo Pengertian kolase adalah aktivitas menempelkan yang penting dan kompleks. Yohana 201323 Menrut yohana Pengertian kolase adalah karya gambar atau desain yang dibuat dari susunan potongan-potongan, batuan-batuan, kaca berwarna, porselin yang ditempelkan. Mayesky 2011ii Menurut mayesky Pengertian kolase adalah seni dekorasi bidang dengan kepingan bahan kertas yang berwarna dan disusun serta ditempelkan dengan perekat berdasarkan konsep desain dari pola, penempatan, ukuran dan bentuk Sejarah Kolase Sejarah kolase ini awal mulanya berkembang pesat di Venice, Italia pada abad ke-17. Selanjutnya seni kolase ini terus berkembang pesat hingga sampai di Perancis, Inggris, Jerman hingga kota-kota besar di bagian Eropa. Nah, Pada saat itu kolase menjadi salah satu media yang banyak digemari oleh kalangan seniman karna seni kolase ini tergolong unik dan menuntut kreativitas yang tinggi dalam membuatnya. Adapun beberapa Seniman yang terkenal dengan karya lukis memakai teknik kolase kertas, kain dan berbagai objek lainnya, diantaranya adalah Pablo Picasso Georges Braque Max Ernst Henri Mattise adalah salah satu seniman yang beralih kepada seni kolase ketika jari-jari tangannya terserang penyakit arthritis yang menyebabkan ia tak mampu melukis lagi. Unsur-unsur Kolase Berdasarkan pembahasan mengenai pengertian kolase diatas, adapun beberapa unsur yang ada didalam seni kolase seperti yang telah kami rangkum berikut ini 1. Titik dan Bintik Titik atau bintik adalah sebuah unsur rupa yang terkecil yang tidak memiliki ukuran panjang dan lebar berbeda dengan bintik, bintik adalah titik yang sedikit lebih besar daripada titik. Nah, didalam Unsur titik pada kolase ini dapat diwujudkan dari butir-butir pasir laut ataupun benda kecil lainnya sedangkan untuk bintiknya biasa diwujudkan dari lada atau biji-bijian yang berukuran kecil lebih besar dari pasir. 2. Garis Garis adalah perpanjangan dari sebuah titik yang mempunyai ukuran panjang namun relatif tidak mempunyai lebar, adapun beberapa jenisnya garis dibedakan menjadi garis lurus, garis lengkung, garis putus-putus dan garis spiral. Unsur garis pada seni kolase ini bisa diwujudkan dari potongan-potongan kawat, lidi, batang, korek, benang dan benda” lainnya. iii. Bidang Bidang adalah unsur seni rupa yang terjadi akibat pertemuan garis. Adapun beberapa jenis Bidang, yang dibedakan menjadi iii macam jenis, diantaranya Bidang horizontal Bidang vertikal Bidang melintang Aplikasi unsur bidang pada kolase dapat berupa bidang datar 2d dan bidang bervolume 3D. 4. Warna Warna adalah salah satu unsur penting dan salah satu wujud keindahan yang bisa diserap oleh indera penglihatan manusia oleh karena itu didalam kolase warna juga ada beberapa jenis warna yang harus kalian ketahui, diantanya Warna primer Warna Primer adalah sebuah warna dasar atau warna pokok. Ini berarti bahwa warna adalah dasar untuk warna lain. Warna sekunder Warna sekunder disebut juga sebagai warna turunan karena menghasilkan ragam warna baru yang berasal dari percampuran dua warna primer. Misalnya campuran warna merah dan biru akan menjadi warna ungu, warna merah dan kuning akan menghasilkan warna jingga orange, dan warna biru dengan kuning menghasilkan warna hijau. Warna Tersier Warna tertier tersier merupakan warna yang dihasilkan dari pencampuran dua jenis warna yang sudah disebutkan diatas primer dan sekunder. Oleh sebab itu, warna tersier lebih bervariasi karena kombinasi dua warna tersebut. Misalnya warna pencampuran antara warna hijau dengan biru menjadi warna hijau kebiruan. Itulah berbagai macam Unsur-unsur warna diatas bisa anda wujudkan pada kolase dengan unsur cat, pita/renda, kertas warna, kain warna-warni dan lain-lain. Cara Membuat Karya Seni Kolase Nah tadi udah kita bahas tentang unsur-unsur kolase kali akan kami bahas juga tentang Bahan-bahan dalam proses pembuatan kolase. Adapun beberapa bahan antara lain 1. Serutan Kayu Serutan kayu Adalah salah satu Bahan untuk membuat kolase serutan kayu yang dipakai yaitu serutan kayu harus dikeringkan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar warnanya nanti tidak berubah atau pudar, kemudian serutan kayu di potong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan dan siap untuk di tempel. two. Kaca Bahan yang kedua ialah Kaca, bahan ini terdiri dari potongan potongan, bekas potongan kaca yang biasa di dapat ditempat orang yang memasang bingkai untuk gambar pajangan yang sudah tidak terpakai. Agar kaca berwarna dapat menggunakan kaca biasa yang di cat Jika alat pemotong kaca tidak ada, bisa juga kaca dibentuk dengan cara mengetok atau menghempaskan keatas permukaan yang keras. Dengan cara ini akan diperoleh ukuran kaca yang tidak teratur dan tidak sama besar dan dalam pengolahan kaca diharapkan lebih berhati-hati agar tidak terluka. 3. Batu Batu yang cocok digunakan untuk kolase adalah batu akik karena memiliki bermacam-macam warna pilihlah yang susui dengan yang kita inginkan. Agar warnanya lebih cemerlang nan indah alangkah baiknya batu akik di asah terlebih dahulu. 4. Logam Logam yang digunakan dalam kolase sebaiknya memilih bekas-bekas logam yang mudah didapat seperti, seng, kuningan dan alumunium. Plat logam ini bisa dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan, lalu baru didaftarkan ke bidang dasar kolase. 5. Keramik Keramik memiliki jenis dan warna yang cukup banyak, namun untuk keperluan dalam membuat kolase bisa menggunakan bekas potongan keramik dari lantai rumah bisa dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. vi. Tempurung Batok Kelapa Tempurung yang digunakan untuk bahan kolase adalah tempurung dari kelapa setengah tua sampai kelapa yang sudah tua, lalu dibersihkan dari serat-serat sabut itu dihakuskan dengan ampelas, nah Setelah halus, tempurung ini lalu dipotong-potong dengan gergaji besi sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 7. Biji-bijian Biji-bijian di peroleh dari tumbuh-tumbuhan, biji-bijian ini banyak juga macamnya, demikian juga bentuk, ukuran, warna, dan teksturnya. Biji-bijian ini hendaknya di keringkan terlebih dahulu Tujuannya agar warnanya tidak berubah lagi, demikian juga dengan penyusutannya. 8. Daun Daun adalah salah satu bahan kolase yang mudah didapatkan dan dapat dijadikan bahan kolase daun yang diambil harus yang sudah kering/daun yang sudah gugur. Pilihlah warna daun kering yang berbeda-beda agar dalam penyusunannya nanti menjadi sebuah lukisan atau desain yang indah dan menarik. 9. Kulit Kulit ini bisa berasal dari kulit buah dan kulit batang tumbuh-tumbuhan. Tidak semua kulit buah bisa di jadikan bahan kolase, demikian juga dengan kulit batang, kulit salak, kulit kacang tanah, kulit jeruk, dan kulit rambutan. Kulit batang yang bisa di jadikan kolase di antaranya rambutan, kulit pisang, dan kelopak bambu. Semua kulit-kulitan haruslah di keringkan terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai bahan kolase, lalu dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. 10. Kertas Bekas Kertas untuk bahan kolase sebaiknya pilih kertas bekas yang berwarna misalnya kertas bekas sampul, majalah, poster, almanak, kemasan rokok atau keemasan produk industri bisa juga digunakan sebagai bahan kolase namun tetap dalam pemakaiannya, kertas ini dipotong-potong sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Teknik Pembuatan Kolase Siapkan bahan dari barang bekas, misalnya koran, majalah, dan kertas. Media dan perangkat yang dibutuhkan adalah kalender bekas/kertas gambar, pewarna, gunting pensil, dan lem. Pilih gaya kolase Anda. Berdasarkan definisinya, kolase dibuat dari beberapa bagian berbeda. Bagian-bagian ini dapat berupa segala jenis benda, seperti kertas, benang, kain, prangko, potongan majalah, plastik, tali rafia, kertas timah, label, tutup botol, korek api, gabus, bahan alami kulit pohon, daun, biji, kulit telur, ranting pohon, dll., kancing, dan lain-lain. Anda dapat memilih sebuah media seperti kertas atau kain, atau kombinasi klasik seperti kertas, kancing, dan kertas timah. Pilih latar belakang yang cocok. Kertas atau karton adalah pilihan latar belakang yang umum, namun Anda dapat juga memilih bahan apa pun yang menurut Anda cocok. Contohnya, latar belakang bisa dari kertas isap, karton, kain seperti secarik goni kain karung, kertas koran, sampul buku lama, kayu, kulit kayu halus, plastik, dll. Gunakan karton, kertas fotokopi, kantong kertas, kertas tisu, kertas bercorak, dan bahan-bahan lainnya, Kertas yang digunakan bisa bertekstur lembut atau keras, atau perpaduan keduanya. Buatlah gambar bunga atau gambar lain yang kalian inginkan di kalender bekas/kertas gambar Rencanakan penempelan bahan bekas tadi pada gambar yang telah kamu buat Jangan lupa Bahan bekas diberi pewarna sesuai dengan yang kamu inginkan. Potonglah atau sobek bahan bekas menjadi ukuran kecil. Balurkanlah lem sedikit demi sedikit pada gambar yang akan ditempeli kertas. Tempelkanlah guntingan atau sobekan bahan bekas tadi pada kertas yang sudah kamu gambar. Lakukanlah dengan rapi sesuai kreativitasmu dan Usahakan tempelan kertas tadi tertata dengan baik sehingga hasil kolase juga bagus. Manfaat Kolase Bagi Pertumbuhan Anak Anak-anak selalu menyukai kegiatan yang dinamis dan banyak merangsang motorik mereka salah satunya termasuk seni kolase yang berhubungan dengan kegiatan menggunting dan menempel potongan-potongan kertas, kain perca dan material lain yang terdapat di sekitar mereka. Nah, berikut ini adalah beberapa manfaat kolase bagi anak, yaitu Dapat Meningkatkan kreativitas anak Dapat Melatih memecahkan masalah Dapat Meningkatkan kepercayaan diri Dapat Melatih ketekunan Dapat Meningkatkan pemahaman anak dengan penglihatan Dapat Meningktkan daya pikir, daya serap, emosi, cita rasa keindahan menempel kolase Dapat Mengasah kecerdasan spasial Dapat Mengenal warna Dapat Melatih konsentrasi Dapat Mengenal bentuk Dapat Melatih motorik halus Selain manfaat yang telah disebutkan di atas, kolase juga membantu meningkatkan kemampuan berbahasa anak dan melatih kepekaan estetis serta membangun rasa kepedulian terhadap lingkungan.
5 Keramik merupakan salah satu limbah bahan keras yang apabila dibuat kerajinan akan menghasilkan sebuah barang yang bernilai seni tinggi. Bahan dasar untuk pembuatan keramik adalah . A. tanah liat B. lumpurC. pasir. D. tanah merah. 6. Yang tidak termasuk dalam contoh bahan organik adalah .A. KerangB. Buah manggaC. Tempe. D. Ember. 7. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free PEMBELAJAR Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran Volume 2 Nomor 1 April 2018 hal 53-62 e-ISSN 2549-9114 dan p-ISSN 2549-9203 Received Februari-2018; Reviewed Maret-2018; Published April 2018 53 Kolase Barang Bekas untuk Kreativitas Anak Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Makassar aCitra Rosalyn Anwar, bKarta Jayadi, aArifin Manggau aUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Ilmu Pendidikan Makassar bUniversitas Negeri Makassar, Fakultas Seni dan Design Makassar aCorresponding e-mail chitra_ungu Anstrak. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang bekasKegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Pemilihan kegiatan kolase untuk meningkatkan kreativitas anak karena dengan kegiatan ini anak dapat berkreasi sesuai dengan minat masing-masing dan menarik bagi anak, selain itu murah dan mudah karena bahan-bahan tidak membutuhkan banyak biaya, sebab menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Tulisan ini merupakan sebuah hasil penelitian yang dilakukan di salah satu taman kanak-kanak di kota Makassar juga mengacu pada kajian terhadap berbagai literature, hasil penelitian yang berupa data-data serta berbagai teori yang dihimpun. Data yang dihimpun dalam artikel ini berasal dari penelitian dan berbagai sumber yang ditelusuri dengan metode ilmiah kualitatif Kata Kunci Kolase,Pendidikan anak usia dini,kreativitas,barang bekas ©2018 –Pembelajar Universitas Negeri Makassar. Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawah licenci CC . 1 PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan paling mendasar dan menempati posisi yang sangat strategis dalam perkembangan sumber daya manusia Mutia,2010. Pendidikan pada anak usia dini pada dasarnya meliputi seluruh upaya yang dilakukan oleh pendidik dan orang tua dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan menciptakan aura dan lingkungan di mana anak dapat mengeksplorasi pengalaman yang memberikan kasempatan kepada anak untuk belajar memahami lingkungannya Sujiono,2013. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini tertulis pada pasal 28 ayat 1 yang berbunyi “Pendidikan anak usia dini diselenggarakan bagi anak sejak lahir sampai dengan enam tahun dan bukan merupakan prasyarat untuk mengikuti pendidikan dasar.” Bab I Pasal,butir 14 ditegaskan bahwa Pendidikan anak usia dini PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak Usia Dini atau di biasa disebut STPPA adalah kriteria tentang kemampuan yang dicapai Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 54 anak pada seluruh aspek perkembangan dan pertumbuhan, mencakup aspek nilai agama dan moral, fisik-motorik, kognitif, bahasa, sosial-emosional, serta seni dan kreativitas. Salah satu aspek yang penulis teliti adalah kreativitas anak. Menurut Susanto 2011112 Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik berupa produk atau gagasan baru yang dapat diterapkan dalam memecahkan masalah, atau sebagai kemampuan melihat unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas akan muncul pada diri anak yang memiliki motivasi yang tinggi, rasa ingin tahu, dan imajinasi. Anak kreatif selalu mencari dan menemukan jawabannya, dengan kata lain mereka senang memecahkan masalah, selalu bersikap terbuka terhadap sesuatu yang baru dan yang tidak diketahui sebelumnya, mereka juga memiliki sikap lentur fleksibel, suka mengekpresikan diri dan bersikap natural asli. Kreativitas anak sangat penting karena kreativitas merupakan pondasi pendidikan untuk mempersiapkan anak menjadi ilmuwan, pencipta, artis, musisi, pemecah masalah dan sebagainya di waktu yang akan datang Suratno,2005. Kreativitas sangat dibutuhkan karena banyak permasalahan serta tantangan hidup yang menuntut kemampuan adaptasi secara kreatif dan kepiawaian dalam mencari pemecahan masalah yang kreatif dan cerdas tidak terbentuk dengan sendirinya melainkan perlu pengarahan salah satunya dengan memberi kegiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Kemampuan kreativitas anak menjadi salah satu hal yang dikembangkan di pendidikan usia dini. perlu adanya kegiatan yang tepat untuk meningkatkan kreativitas anak. Salah satu kegiatan yang menarik dan dapat mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui pembuatan kolase dari barang Nicholson 20074 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel. Kegiatan kolase yang merupakan kegiatan berseni rupa yang diwujudkan dengan teknik menempel dan menyusun bahan yang disediakan. Latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya mengarah pada rumusan masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar? Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan meberikan gambaran Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka penelitian ini diharapkan mempunyai konstribusi dalam pendidikan meliputi adalah sebagai berikut Konstribusi Teoretis a. Bagi akademis, dapat menjadi bahan informasi, masukan serta pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya bidang Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini dalam upaya meningkatkan mutu masyarakat sekaitan pendidikan anak usia dini. b. Bagi peneliti, menjadi bahan acuan atau referensi untuk mengkaji lebih dalam sejauh mana Pengembangan Kreativitas Anak Melalui Pembuatan Kolase dari Barang Bekas pada Taman Kanak-Kanak Nurul Taqwa di Kecamatan Mariso Kota Makassar. Subjek penelitian adalah Siswi dan Guru TK Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara dengan subjek penelitian, mengamati aktivitas mereka di kelas, juga dengan dukungan rujukan data sekunder berupa literatur , sebagai sumber data penunjang, maka teknik penelitian dalam triangulasi tersebut satu dengan lainnya saling melengkapi. Peneliti melakukan aktivitas pengumpulan data, dengan mengacu pada Creswell, yang disebut sebagai A Data Collection Circle Creswell,1998109-135. Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 55 Gambar Lingkaran Pengumpulan Data Sumber Creswell, 1998110 Model lingkaran pengumpulan data pada gambar menunjukkan beberapa aktivitas yang satu sama lainnya saling berhubungan. Sesuai saran Creswell, maka penelitian ini dimulai dengan penentuan tempat atau individu locating site or an individual. Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini adalah Wawancara Mendalam dan Observasi Non-Partisipan. Denzin dalam Mulyana, 2004176 menyatakan pengamat dapat mem-presentasikan situasi yang memungkinkan peneliti melakukan sekali kunjungan atau wawancara dengan responden dan pengamat penuh complete observer yang tidak melibatkan interaksi sosial Kreativitas menurut Suratno 2005 24 adalah suatu aktivitas imajinatif yang memanifestasikan kecerdikan dari pikiran yang berdaya untuk menghasilkan suatu produk dan atau untuk menyelesaikan suatu persoalan dengan caranya sendiri. Kreativitas adalah proses mental hubungan dengan konsep-konsep, gagasan-gagasan atau pengalaman-pengalaman termasuk di dalamnya suatu susunan, suatu gagasan baru.” Selanjutnya Wiyani dan Barnawi 2014 99 menyatakan bahwa “Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi sesuatu yang bermakna atau bermanfaat”. Berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang di peroleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Ciri-ciri Kreativitas Mengembangkan kreativitas anak perlu untuk mengetahui ciri-ciri dari kreativitas itu sendiri. Adapun ciri-ciri kreativitas anak menurut Seto 2004 11 menyatakan kreativitas memiliki ciri-ciri antara lain rasa ingin tahu, berani mengambil resiko,bebas dalam berfikir dan sebagainya. Robert J. Sternberg Mutia, 2010 44 berpendapat bahwa seorang anak dikatakan memiliki kreativitas di kelas mana kala mereka senantiasa menunjukkan a. Merasa penasaran dan memiliki rasa ingin tahu, mempertanyakan dan menantang serta tidak terpaku dengan kaidah-kaidah yang ada. b. Memiliki kemampuan berfikir lateral dan mampu membuat hubungan-hubungan baru di luar hubungan yang lazim. c. Memimpikan tentang sesuatu, dapat membayangkan, melihat, berbagai kemungkinan, bertanya apa jika seandainya’ dan melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda. d. Mengeksplorasi berbagai pemikiran dan pilihan, memainkan idenya, mencoba alternative dengan melalui pendekatan yang segar , memelihara penilaian yang terbuka dan memodifikasi pemiki-rannya untuk memperoleh hasil kreatif. e. Merefleksikan secara kritis atas gagasan, tindakan dan hasil meninjau ulang kemajuan yang telah dicapai, mengundang dan memnafaatkan umpan balik, mengkritik secara konstruktif dan dapat melakukan pengamatan secara cerdas. locating site/individualGaining Access and Making RapportPurposefully SamplingCollecting DataRecording InformationResolving Field IssuesStoring Data Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 56 Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak. Orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu orang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan lebih dari sekedar kecerdasan. Orang kreatif akan memperkaya cara memecahkan masalahnya dengan berbagai cara. Berdasarkan pendapat di atas ciri-ciri kreativitas dapat dilihat pada, keinginannya mencari pengalaman-pengalaman yang baru, rasa ingin tahu yang tinggi, selalu melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda, berfikir kritis, dan memiliki daya imajinasi yang tinggi, memiliki kelancaran dan kelenturandalam menciptakan suatu karya, memiliki banyak cara dalam menyelesaikan suatu masalah. Pengembangan Kreativitas Pada dasarnya setiap manusia memiliki bakat kreatif dan kemampuan untuk mengungkapkan dirinya secara kreatif, meskipun masing-masing dalam bidang dan dalam kadar yang berbeda-beda. Sehingga yang lebih utama dalam dunia pendidikan yaitu mengembangkan bakat dan kreativitas. Menurut Rahmawati dan Kurniati 2010 ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu a. Pengembangan kreativitas melalui aktivitas menciptakan produk hasta karya. Ada beberapa kegaiatan yang dapat mengembangkan kreativitas anak melalui aktivitas produk atau kegiatan hasta karya yang dillakukan anak usia taman kanak-kanak yaitu boneka dan benda dari batu, patchwork gambar diri, menghias telur, menghias kartu,dan kendaraan dari barang bekas dan sebagainya. b. Pengembangan kreativitas melalui imajinasi. Di sini anak diajak untuk berimajinasi membayangkan dirinya bersada di suatu tempat, menjadi binatang misalnya menjadi binatang aneh, gerakan angin, berjalan di luar angkasa, kura-kura,terbang dilangit yang luas, pantomin, sirkuit balapan mobil dan sebagainya. c. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan ekplorasi. Pada kegiatan ini anak terlibat langsung dalam suatu kegiatan melihat secara nyata dan dapat membatu terbentuknya sikap dan rasa ingin tahu anak yang tinggi Ada beberapa kegiatanyang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui eksplorasi yaitu bermain pasir, bermain air, aneka gelembung sabun,boneka pasir,bermain di kolam ikan,bermain dilaut, mengumpulkan batu seukuran. d. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan eksperimen. Kegiatan ini dapat memacu anak untuk berfikir kreatif dan menemukan ide-ide baru. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui kegiatan eksperimen yaitu mencampur warna, minuman rasa baru, melayang, terapung dan tenggelam, buah cair enak, bubur koran. e. Pengembangan kreativitas melalui permainan musik. Musik juga dapat mengembangkan kreativitas anak, dengan musik anak bisa bermain sambil bernyanyi. Sekaligus dapat mengembangkan kreativitas anak. Misalnya bernyanyi semut kecil, dirigen, kotak kartu musik, musik misterius, bernyanyi dan berkeliling,perkusi bernyanyi dan gelas plastik berirama menarik. f. Pengembangan kreativitas melalui kegiatan proyek. Pada kegiatan ini anak dilibatkan untuk mengerjakan suatu proyek sehingga dapat dengan mudah meningkatakan kreativitas anak. Beberapa kegiatan yang dilakukan untuk mengembangakan kreativitas anak melalui kegiatan proyek yaitu proyek bumi antartika, proyek hutan belantara, proyek lebah madu, proyek ulang tahun, proyek 17 agustusan, dan proyek lebaran. g. Pengembangan kreativitas melalui bahasa. Bahasa dapat digunakan dalam mengembangkan kreativitas anak. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan kreativitas anak melalui bahasa yaitu membuat outobiografi, membuat buku cerita, siapa aku?, semalam aku bermimpi,puisi indah, buku harianku, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 57 menceritakan gambar, dan melanjutkan cerita. Faktor Pendorong dan Penghambat Kreativitas a. Faktor pendorongkreativitas Menurut Hamzah 2013 faktor pendorong kreativitas terdiri dari dua faktor yaitufaktor luar dan faktor dari dalam. 1 Faktor dari luar yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan yang paling utama dalam meningkatkan perkembangan anak, terutama otang tua sehingga sangat berpengaruh terhadap perkembangan krativitas anak. 2 Faktor dari dalam yaitu dari individu sendiri, adanya kemauan untuk melakukan suatu sesuai dengan keinginan sendiri. b. Faktor penghambat kreativitas Menurut Susanto 2011 faktor penghambat kreativitas anak yaitu 1 Orang tua, orang tua adalah peletak dasar yang paling utama dalam mengembangkan kreativitas anak di rumah. Namun banyak tindakan orang tua yang dapat menghambat perkembangan kreativitas anak. Misalnya menghukum anak jika berbuat salah, tidak memberi kebebasan kepada anak dalam melakukan suatu aktivitas, selalu ketat mengawasi anak, selalu menekan dan memaksa anak dalam menyelesaikan pula oranng tua yang sering memberikan hadiah pada anak, padahal memberi hadiah pada anak dapat merusak motivasi dan kreativitas anak. 2 Guru, guru yang kreatif akan menciptaka anak didik yang kreatif. Guru yang cenderung mengahmbat keterampilan berfikir kreatif dan kesediaan anak utuk mengembangkan kreativitas anak yaitu memberikan penekanan pada anak bahwa guru selalu benar, penekankan hafalan pada anak, penekanan ketat untuk menyelesaikan pekerjaan, penekanan untuk selalu bekerja dan bermain hanya sekedar untuk rekreasi. 3 Lingkungan yang membatasi. Belajar dan kreativitas anak tidak dapat ditingkatkan dengan paksaan. Jika belajar dipaksakan dalam lingkungannya serta tidak memberi kebebasan anak untuk berinteraksi dengan teman atau orang-orang yang ada disekitarnya, maka interaksi anak dapat di rusak. Susanto 2011 menyatkan komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. a. Kelancaran fluency Kelancaran fluency ini dapat dilihat dari ini indikator sebgai berikut Ekspresif, yaitu memiliki kemauan yang kuat serta dorongan yang disertai semangat yang tinggi untuk maju dan berhasil dengan berusaha sekuat tenaga untuk tercapai tujuan yang ditetapkannya; 1 Arus gagasan spontan, dimana orang yang kreatif itu dipenuhi dengan gagasan dan ide-ide baru dan segar, serta mampu mencari solusi dan alternatif jalan keluar yang terbaik; dan 2 Menggunakan waktu untuk menemukan masalah dan solusi, yaitu untuk orang kreatif ini tidak banyak membuang-buang waktu untuk bersantai-santai yang kurang berarti, tetapi banyak digunakan untuk mencari gagasan baru dalam memecahkan masalah. b. Kelenturan flexibility ini dapat dilihat dari inidkator berikut 1 Cenderung mengadakan percobaan mandiri dengan berbagai gagasan serta media, bahan, dan teknik. 2 Tidak menggunakan metode umum dalam menyelesaikan masalah. 3 Melakukan pendekatan, sudut pandang dari perspektif yang berbeda, 4 Toleransi terhadap konflik dan kelancaran. 5 Kemampuan menyesuaiakan diri dari situasi satu kesituasi lainnya. c. Keaslian Originaliy ini dapat dilihat dari indikator berikut 1 Imajinasi tinggi, mampu menggambarkan dengan jelas fenomena yang sifatnya futuristis, 2 Tidak terpengaruh dari luar, 3 Cenderung mengadakan percobaan dengan menemukan masalah sebelum masalah dipahami. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 58 d. Elaborasi dapat dilihat dari indikator berikut 1 Penggunaan banyak unsur, tidak monoton pada satu aspek saja. 2 Menggunakan ide-ide dari masalah Kolase dari Barang Bekas a. Pengertian Kolase Menurut Robins 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar menurut Sumanto 2005 93 “Kolase adalah aplikasi yang dibuat dengan menggabungkan teknik melukis lukis tangan dengan menempelkan bahan-bahan tertentu.”Selanjutnya menurut Nicholson 2005 4 “Kolase adalah gambar yang dibuat dari potongan kertas atau material lain yang ditempel.” Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. b. Manfaat Kolase Menurut Ramdhania & Triyuni 2012 ada beberapa manfaat kolase diantaranya 1 Melatih motorik halus anak 2 Meningkatkan kreativitas anak 3 Melatih konsentrasi anak 4 Mengenalkan warna pada anak 5 Mengenalkan bentuk pada anak 6 Mengenalkan jenis dan aneka bahan pada anak 7 Mengenalkan sifat bahan kepada anak 8 Melatih ketekunan anak 9 Melatih kemampuan ruang 10 Melatih anak dalam memecahkan masalah 11 Melatih anak untuk percaya diri. c. Bahan dan Peralatan Kolase Bahan yang digunakan dalam pembuatan kolase di TK tentu akan berbeda dengan bahan pembuatan kolase pada umumnya. Tetapi dalam prinsip pembuatannya dan prinsip kerjanya, baik untuk kolase pada TK maupun pada umumnya adalah sama. Menurut Sumanto 2005 94 “bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar.” Menurut Dewi, dkk 2014 bahan-bahan yang dapat dijadikan sebagai bahan membuat gambar dengan teknik kolase antara lain bahan alam kulit batang pisang kering, daun, ranting dan bunga kering, kerang, batu batuan, bahan olahan kertas berwarna, kain perca, benang, kapas, plastik sendok es krim, sedotan minuman, logam, karet, bahan bekas kertas koran, kalender bekas, majalah bekas, tutup botol, bungkus makanan. Bahan yang akan digunakan subjek penelitian pada penelitian ini adalah barang bekas seperti Koran, baju bekas dan kalender bekas. Setyoko 2012 3 “Barang bekas adalah barang-barang sisa pakai yang sudah tidak digunakan lagi.” Sedangkan Iskandar 2006 berpendapat bahwa barang bekas adalah semua barang yang telah tidak dipergunakan atau tidak dapat dipakai lagi atau dapat dikatakan sebagai barang yang sudah diambil bagian utamanya. Dapat disimpulkan bahwa barang bekas adalah benda yang sudah pernah dipakai baik sekali maupun lebih dari satu kali dan sudah tidak digunakan lagi. Jenis barang bekas yang digunakan untuk membuat kolase di TK menurut Sumanto 2005 bahan pembuatan kolase di TK dengan menggunakan bahan sobekan/potongan kertas koran, kertas majalah, kalender kertas lipat kertas berwarna atau bahan-bahan yang tersedia di lingkungan sekitar. e. Langkah-langkah Pembuatan Kolase Menurut Sumanto 2005 langkah langkah guru dalam mengajarkan pembuatan karya kolase di TK adalah 1 Guru menyiapkan kertas gambar/karton sesuai ukuran yang Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 59 diinginkan, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, lem dan peralatan lainnya. 2 Bahan membuat kolase disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat, untuk lingkungan desa gunakan bahan yang mudah ditempelkan. Misalnya untuk lingkungan kota gunakan bahan buatan, bahan limbah, bekas dengan pertimbangan lebih mudah di dapatkan. 3 Guru memandu langkah kerja membuat kolase dimulai dari, menyiapkan bahan yang akan ditempelkan, memberi lem pada bahan yang akan ditempelkan dan cara menempelkan bahan yang telah diberi lem sampai menjadi kolase. 4 Guru diharapkan juga mengingatkan pada anak agar dapat melakukannya dengan tertib dan setelah selesai merapikan/membersihkan tempat belajarnya. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Taman kanak-kanak “Nurul Taqwa” adalah salah satu wadah pendidikan yang bergerak di bidang pendidikan anak usiadini yang terletak di Kec. Mariso Kota Makassar, taman kanak-kanak Nurul Taqwaberdiri sejak pada tahun 90 an dan mulai mulai beroprasi ditahun yang sama, dengan jumlah anak didik sebanyak kuranglebih 60 dengan tenaga pendidik sebanyak 6 orang. Secara geografis letak TK “Nurul Taqwa” sangat strategis karena berada ditengah-tengah pemukiman padat penduduk. Karena berada di tengah-tengah pemukiman warga sehingga anak didik akan aman dari hiruk pikuk dan lalu lalang kendaraan. Peningkatan Kreativitas Anak Melalui kegiatan Kolase dari Barang Bekas Di Kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan MarisoKota Makassar Untuk memberikan gambaran mengenai kegiatan kolase dari barang bekas dalam meningkatkan kreativitas anak kelompok B, pada pembelajaran di kelas mengangkat tema diri sendiri dan sub tema panca indra kolase gambar tangan dan Kolase gambar tubuh, kreatifitas digambarkan melalui kegiatan kolase dari barang bekas yaitu kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi. a. Kelancaran Pengerjaan kolase yang dilakukan anak sesuai intruksi ibu gurunya, berjalan lancar sesuai waktu dan tema yang telah diberikan pada anak. Sekalipun masih ada beberapa anak yang belum bisa melakukan secara maksimal kelancaran tersebut. Ada beberapa langkah yang telah dilakukan guru pada kegiatan ini dari yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. Sebagian besar anak mampu menyelesaikan kegiatan dengan tepat waktu, unsur kelancaran tanpa ada bantuan dari guru , lima anak menyelesaikan kegiatan kolase dengan tepat waktu tetapi masih dibantu oleh guru, sisanya ada tiga anak yang meski sudah dibantu oleh guru, masih tidak dapat menyelesaikan tepat waktu. b. Kelenturan Kelenturan yaitu kemampuan anak dalam menempel kepingan kolase pada pola gambar. Dari 15 anak ada 8 anak mampu menempel 3 bahan dalam membuat kolase, sebagian mampu menempel 2 bahan dalam Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 60 membuat kolase, dan sisanya hanya menempel satu kolase. Langkah yang dilakukan guru pada kegiatan ini yaitu 1 Guru menyiapkan alat dan bahan seperti pola gambar tangan yang akan di isi dengan kepingan kolase, lem, pakaian, kalender bekas dan koran yang telah digunting menjadi kepingan-kepingan kecil. 2 Guru membagi anak dalam kelompok kecil yang dalam satu kelompok terdiri dari 3-4 anak. 3 Guru membagikan dan memperkenalkan satu-persatu alat dan bahan yang akan digunaka untuk kegiatan kolase kepada anak. 4 Guru memperlihatkan contoh kolase dari barang bekas yang sudah jadi. 5 Guru memperlihatkan cara mengerjakan kolase sepeti cara memberi lem pada kepingan kolase yang telah disediakan, dan cara menempel kepingan kolase pada pola gambar yang disediakan. 6 Guru mempersilahkan anak untuk untuk melaksanakan kegiatan kolase, dan memberi motivasi kepada anak untuk bekerja sesuai dengan imajinasinya sendiri. 7 Guru mengamati proses pekerjaan dan hasil pekerjaan anak. c. Keaslian Yang dimaksud dengan keaslian atau originalitas adalah anak dapat menempel kepingan kolase pada gambar sesuai dengan imajinasi anak itu sendiri. Keaslian pada kegiatan ini ditunjukkan oleh anak yang dapat menempel kepingan kolase pada gambar berdasarkan imajinasinya sendiri dari 15 anak didik lebih dari separuh mampu berimajinasi sendiri melalui tempelan kolasenya, karena pada saat menempel kepingan kolase berbeda dengan yang lain, dan bekerja sesuai keinginannya sendiri, sisanya masih mengharapkan bantuan dari guru, namun juga terdapat sebagian kecil yang tidak mampu melakukannya. d. Elaborasi Elaborasi dalam konteks kreatifitas adalah penyesuaian sesuatu dalam suatu objek ke objek yang lain. Seperti halnya dalam pembelajaran kolase pada anak usia dini di taman kanak-kanak. Anak mampu memilih warna yang sesuai dengan bahan kolase. Anak dapat memilih warna dari bahan kolase yang disediakan, disini anak dinggap mampu melakukan elaborasi. Enam anak didik mampu melakukan sendiri tanpa bantuan dari guru, sisanya memilih 2-3 hingga hanya satu warna yang disediakan oleh guru. Pembahasan Kreativitas adalah kemampuan dalam menciptakan ide, gagasan, produk, proses, yang diperoleh dari apa yang dilihat sebelumnya dituangkan dan dikembangkan sesuai dengan imajinasi diri sendiri. Dalam meningkatkan kreativitas anak maka dilakukan kegiatan kolase dari barang 2007 Kolase adalah seni menempel gambar atau pola menggunakan bahan-bahan yang berbeda, seperti kertas dan kain yang direkatkan pada latar belakang dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kolase adalah kegiatan menyusun berbagai potongan bahan baik berupa kertas atau material lain yang ditempel pada permukaan kertas sehingga membetuk suatu gambar. Kegiatan kolase sangat baik digunakan dalam meningkatkan kreativitas anak karena anak dapat berkreasi sesuai dengan kreativitas anak masing-masing dan merupakan kegiatan menarik bagi anak. Dimana anak dapat menempel, menyusun dan merekatkan bahan-bahan yang tersedia sesuai dengan kreativitas masing-masing, serta dalam memperoleh bahan-bahan tidak diperlukan banyak biaya, karena dapat menggunakan barang-barang bekas yang banyak ditemukan di lingkungan sekitar. Kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas di Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar, berkembang dengan sangat baik, anak-anak menjadi lebih rapih, lancar, teliti dan kreatif dalam menempelkan barang bekasnya. Dengan sendirinya daya imajinasi anak juga berkembang, sebab anak-anak kemudian membuat kolasenya sendiri-sendiri, berbeda satu dengan yang lainnya. Hal tersebut tergambar dari observasi dan wawancara pada setiap kegitan kolase yang dilaksanakan. Deskriptor yang digunakan untuk menggambarkan kreativitas anak dalam penelitian ini adalah Kelancaran, kelenturan , keaslian , dan penguraian . Sejalan dengan pendapat Susanto 2011 yang menyatakan bahwa komponen kemampuan kreativitas anak meliputi Kelancaran fluency, kelenturan flexibility, Anwar, Jayadi, Manggau. Kolase barang bekas 61 keaslian Originaliti, dan penguraian elaborastion. Penelitian yang dilakukan terhadap 15 anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa Kecamatan Mariso Kota Makassar ini memberi gambaran, berkembangnya kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas. Unsur kelancaran lebih dari sparuh anak mampu meyelsaikan kolasenya dengan lancar, begitupun kelenturan dan keaslian. Unsur elaborasi memang belum terpenuhi layaknya unsure kreatifitas lainnya, namun sudah menunjukkan perkembangan yang bagus. Hal lain yang berkembang sekaitan dengan kelancaran mengerjakan kolase pada anak, yakni aspek kreatifitas tentunya secara otomatis, namun hal lain seperti kelancarannya juga ditunjang dari aspek imajinasi dalam kepiawaiannya, fisik motorik halusnya dalam memainkan jari-jarinya jika seiring kelancarannya, serta sosial emosionalnya atas interaksi yang terbangun. Disisi lain adalah aspek seni tentunya yang menerawang tentang keindahan objek dari kolase yang dikerjakannya. Uraian diatas memberikan gambaran, kegiatan kolase yang dipilihakan guru untuk mengembangkan kreativitas anak, memang menunjukkan unsure kreativitas yang di ini sejalan dengan pendapat Wiyani dan Barnawi 2014 99 yang menyatakan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru atau suatu kombinasi baru berdasarkan unsur-unsur yang telah ada sebelumnya menjadi suatu yang bermakna atau bermanfaat. 3. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas anak di kelompok B Taman Kanak-kanak Nurul Taqwa kecamatan Mariso Kota Makassar berkembang melalui kegiatan kolase berbahan bekas, Kreativitas itu berkembang melalui kelancaran, kelenturan, keaslian, dan elaborasi Gambaran perkembangan kreativitas anak, Dalam meningkatakan kreativitas anak melalui kegiatan kolase dari barang bekas, disarankan untuk melaksanakan hal-hal sebagai berikut 1. Guru a. Hendaknya menyediakan media pembelajaran yang lebih menarik dan beragam. Selain menggunakan media surat kabar, kalender dan kain, dapat juga diguanakan media yang lain. b. Perlu pengelolaan waktu secara maksimal mengalokasikan waktu secara baik karena kegiatn kolase membutuhkan waktu yang cukup lama. 2. Bagi anak a. Anak lebih mengeksplor bahan-bahan yang disediakan. b. Anak harus lebih aktif dalam kegiatan kolase 3. Bagi sekolah/TK Sekolah sebaiknya menyiapkan sarana dan prasarana yang lebih baik lagi agar guru nyaman dan terfasilitasi dalam memberikan pelajaran kepada anak. DAFTAR PUSTAKA Andrianto, Tuhana. 2013. Cara Cerdas Melejitkan IQ Kratif Katahati. Bugin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta Kencana . Dewi, Metode Pemberian Tugas Melalui Kegiatan Kolase Berbantuan Media Alam Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak. Jurnal Pendidikan anak usia dini Online, diakses 25 April 2016 Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta Azka Mulia Media. Nicholson, Sue. 2007. Membuat Tiga Serangkai. Mulyasa, 2009. Praktik Penilitian Tindakan Kelas. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Pembelajar Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan 1 April 2018 62 Munandar, Utami. 2012. Pengembangan kreativitas anak berbakat. Jakarta PT Rineka cipta. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 147 Tahun 2014 Tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. online content/uploads/2015/06/ diakses 13 april 2016. Rahmawati, yeni dan Kurniati, euis . Pengembangan Kreativitas Pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta Kencana Robins, Deri. 2007. Belajar Melukis. Solo Tiga Serangkai Saleng, Haerani. 2015. Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Bermain Kolase Di Taman Kanak-Kanak Kambria Lapasu Kabupaten Makassar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Seto. 2004. Bermain Kreativitas, Upaya Mengembangkan Kreativitas Anak Melalui Kegiatan Bermain. Jakaeta Papas Sinar Sinanti. Setyoko, A. 2012. Barang Bekas Sebagi Bahan Berkarya Seni Kriya Di Komunitas Tuk Salatiga Proses Dan Nilai Estetis. Jurnal Of Visual Arts, online diakses 21 April 2016 Sudarma, Momon. 2016. Mengembangkan Keterampilan Berfikir Kratif. Jakarta PT Rajagrafindo Persada. Sumanto. 2005. Pengembangan Kreativitas Senirupa AnakTk. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Suratno. 2005. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta Departemen Pendidikan Nasional, Dirjren Pendidikan Tinggi, Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi. Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dengan Pendidikan Anak Usia Dini. Jogyakarta Citra Umbara Wiyani, Novan Ardy dan Barnawi. PAUD. Jogjakarta AR-RUZZ MEDIA . ... Diketahui bahwa tujuan dikembangkannya kurikulum 2013 yaitu, untuk menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, afektif; melalui penguatan sikap, keterampilan dan pengetahuan yang terintegrasi. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan merupakan salah satu mata pelajaran yang bertujuan untuk menanamkan jiwa kewirausahaan, kewirausahaan, dan pada siswa, mengajarkan siswa tentang kewirausahaan dan Kegiatan yang melatih kemampuan motorik peserta didik dapat meningkatkan kreativitas peserta didik karena mereka akan lebih leluasa menyalurkan ide, gagasan, produk, dan prosesnya sendiri sesuai dengan kreativitasnya masing-masing Anwar, 2018. ...Chery Yan AnugrahMerrisa MonoarfaThis study aims to describe the learning process for Prakarya subjects at UPTD SMPN 4 Bantimurung. This study is a qualitative research with the type of research is simple descriptive qualitative. This research was conducted at UPTD SMPN 4 Bantimurung class VIII A, B, and C in the odd semester of the 2022/2023 academic year. Collecting data using observation guidelines, interview, and documentation. This research was conducted by self-determining the research subjects through the criteria. Data analysis methods consist of data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions. Based on the results, it was found that Prakarya learning process at UPTD SMPN 4 Bantimurung was carried out using a questions and answer, practice learning model, learning took place with the teacher reflecting back on the previous meeting material, explaining or dictating learning material, learning practices and giving assignments directly. The form of evaluation is carried out by the teacher by giving assignments both in printed books and questions directly by the teacher, asking questions at the end of learning. Obstacles during the learning process that the lack of adequate tools and materials for implementing learning practices, the use of learning videos is the has not been able to resolve any references for this publication.